Berikut
beberapa kitab sejarah yang harus diwaspadai:
1.
Al-Aghaany (الْأَغَانِي) karya Abu
Al-Faraj Al-Ashbahaany. Kitab ini berisi obrolan, syair, dan nyanyian yang
dicampuri berita-berita tidak benar.
2.
Al-Iqd Al-Fariid (الْعِقْدُ الْفَرِيدُ) karya Ibnu Abdi
Rabbih. Kitab sastra ini banyak memuat nukilan-nukilan palsu.
3.
Al-Imaamah wa As-Siyaasah (الْإِمَامَةُ وَالسِّيَاسَةُ)
yang dinisbatkan kepada Ibnu Qutaibah rahimahullah, tetapi penisbatan
ini adalah dusta belaka.
4.
Muruuj Adz-Dzahab (مُرُوجُ الذَّهَبِ) atau Taariikh
Al-Mas’uudy karya Al-Mas’udy. Kisah-kisah yang dituturkan di dalam kitab
ini tidak bersanad. Ibnu Taimiyyah rahimahullah bahkan mengomentarinya: “Dalam
kitab Taariikh Al-Mas’uudy terdapat banyak kebohongan. Saking banyaknya,
sampai-sampai tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah Ta’ala.
Bagaimana mungkin riwayat dengan sanad terputus dalam sebuah kitab yang
terkenal banyak dustanya itu bisa dipercaya?!”[1]
Al-Haafidz
Ibnu Hajar Al-Asqalaany juga berkomentar:
وَكُتُبُهُ طَافِحَةٌ بِأَنَّهُ كَانَ
شِيعِيًّا مُعْتَزِلِيًّا
“Dan kitab-kitabnya menunjukkan bahwa dia (Al-Mas’uudy) berpaham
Syi’ah dan Mu’tazilah.”[2]
5. Syarh Nahj Al-Balaaghah
(شَرْحُ نَهْجِ الْبَلَاغَةِ) karya Abdul Hamiid bin Abul Hadiid, seorang Mu’tazilah yang
dinilai dha’if oleh para ulama Al-Jarh wa At-Ta’diil. Orang yang
mengetahui alasan penyusunan kitab ini pasti akan meragukan diri dan karya
penulisnya. Kitab ini disusun demi AL-Wazir bin Al-Alqamy, seseorang yang
menjadi penyebab utama terbunuhnya jutaan Muslim Baghdad di tangan bangsa
Tartar. Al-Khawanisary menegaskan:
صَنَّفَهُ لِخِزَانَةِ كُتُبِ الْوَزِيرِ مُؤَيِّدِ الدِّينِ
مُحَمَّدِ بْنِ الْعَلْقَمِيِّ
“Dia (Ibnu Abul Hadiid) menyusunnya untuk memenuhi lemari
(perpusatakaan pribadi) Al-Wazir Muayyid Ad-Diin Muhammad bin Al-Alqaamy.”[3]
Bahkan, banyak ulama Syi’ah yang mencela
penulis dan karyanya ini. Al-Mirza Habibullah Al-Khuu’iy mengomentari sosok
Ibnu Abul Hadiid: “Orang ini tidak termasuk ahli diraayah (ahli fiqh) maupun
ahli atsar (ahli hadits). Pendapatnya kacau dan pandangannya bobrok.
Keberadaannya justru memperkeruh kegaduhan. Dia telah menyesatkan banyak orang
dan dia sendiri tersesat dari jalan yang lurus.” Adapun mengenai karyanya,
Al-Mirza berkomentar: “Tulisannya seperti jasad tanpa ruh. Bahasanya
berputar-putar pada kulit dan tidak menyentuh isi, sehingga tidak banyak
berfaedah. Kitab ini juga mengandung takwil-takwil yang jauh (dari kebenaran).
Tabiat manusia lari menghindarinya, pendengaran pun mengingkarinya.”[4]
6. Taariikh Al-Ya’quuby
(تَارِيخُ الْيَعْقُوبِيِّ). Kitab ini dipenuhi riwayat-riwayat mursal, tidak ada
sanadnya yang tersambung secara utuh. Penulisnya sendiri adalah seorang yang
tertuduh sebagai pembohong.
[1] Minhaaj
As-Sunnah An-Nabawiyyah, IV/84
[2] Lisaan
Al-Miizaan, V/532
[3] Raudhah
Al-Jannaat. Al-Khawanisary, V/20, 21
[4]
Lihat Minhaaj Al-Baraa’ah Syarh Nahj Al-Balaaghah, karya Al-Mirza
Habiibullah Al-Khuu’iy, I/14, terbitan Daar Ihyaa’ At-Turaats Al-Araby, Beirut.
------------------------------------
Sumber:
Hiqbah Min At-Taariikh, Syaikh Dr. Utsman Al-Khamiis
Dibantu
dengan terjemahan oleh Syafaruddin, Lc.
Ditulis
dan ditata ulang oleh Hasan Al-Jaizy
No comments:
Post a Comment