Taariikh
Ath-Thabary adalah
kitab terpenting dalam sejarah Islam. Sering sekali penulis sejarah mengutip
berbagai peristiwa darinya. Ahlus Sunnah dan Ahli Bid’ah mengutip dan berdalil
dengan kitab ini. Lantas, mengapa kitab ini lebih didahulukan daripada
kitab-kitab sejarah lainnya?
Menurut
saya (Syaikh Utsmaan Al-Khamiis), didahulukannya kitab tersebut didasarkan pada
fakta-fakta berikut:
1.
Dekatnya zaman penyusunnya, yaitu Imam Ath-Thabary, dengan peristiwa-peristiwa
yang dialami oleh para sahabat.
2.
Penyusun meriwayatkan semuanya dengan sanad.
3.
Kemuliaan penyusun dan tingkat keilmuannya
4.
Mayoritas kitab sejarah mengutip riwayat-riwayat darinya.
Jika
kandungan kitab Taariikh Ath-Thabary demikian unggul, maka kita bisa
saja langsung merujuk pada kitab beliau ketika ingin membaca sejarah tanpa melihat
kitab-kitab sejarah lin yang menginduk kepadanya. Akan tetapi, tidak hanya
Ahlus Sunnah yang merujuk pada kitab tersebut, tetapi juga para ahli bid’ah
yang mengambil apa-apa yang sesuai dengan madzhab mereka. Nah,
bagaimanakah sebaiknya menyikapi dua hal yang berlawanan itu? Jawabannya masih
terkait dengan keistimewaan kitab sejarah ini, yakni semua peristiwa sejarah
yang dinukilkan di dalamnya disertai sanad; jadi kalangan Ahlus Sunnah
mengambil sanad Ath-Thabary yang sahih saja, sedangkan ahli bid’ah mengambil
semua riwayat baik yang sahih, yang baik, maupun yang buruk, yang penting
sesuai dengan hawa nafsu mereka.
Sumber:
Hiqbah Min At-Taariikh, Syaikh Dr. Utsman Al-Khamiis
Dibantu
dengan terjemahan oleh Syafaruddin, Lc.
Ditulis
dan ditata ulang oleh Hasan Al-Jaizy
No comments:
Post a Comment