Tuesday, February 5, 2013

HADITS PALSU POPULER: 006 Bualan Kaum Sufi


Hadits:

حَسْبي مِنْ سُؤَالِي عِلْمُهُ بِحَالِي


“Cukuplah pengetahuan-Nya tentang keadaanku dari permintaanku.”

TIDAK ADA ASALNYA! Ibnu Taimiyyah berkata, “Maudhu (palsu)!”[1] Sebagian orang sufi mengambil makna dari ucapan ini seraya berkata, “Permintaanmu kepada Allah adalah tuduhan buruk kepada-Nya!” Sungguh ini adalah kesesatan yang amat nyata! Apakah para Nabi alaihimussalam menuduh Allah yang bukan-bukan tatkala mereka meminta dan berdoa kepada-Nya?!

Lihatlah Nabi Ibrahim alaihissalam tatkala berkata:

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةًۭ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ *** رَبَّنَآ إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِى وَمَا نُعْلِنُ ۗ وَمَا يَخْفَىٰ عَلَى ٱللَّهِ مِن شَىْءٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ *** ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى وَهَبَ لِى عَلَى ٱلْكِبَرِ إِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ ۚ إِنَّ رَبِّى لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ *** رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ *** رَبَّنَا ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ ٱلْحِسَابُ

“Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishak. Sesungguhnya Rabb-ku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Rabb-ku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Rabb kami, perkenankanlah doaku. Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".” (Q.S. Ibrahim: 37-41)

Kesimpulannya, ucapan dalam riwayat palsu di atas tidak pantas keluar dari seorang Muslim yang mengetahui kedudukan doa dalam agama Islam.[2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, (Riwayat itu) tidak memiliki sanad yang dikenal dan maknanya bathil!, bahkan telah shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwa ia berkata, “Kalimat hasbiyallahu wa ni’mal wakiil (cukuplah Allah bagiku dan Dia adalah sebaik-baik wakil) diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika dibakar dengan api, dan dikatakan oleh Nabi Muhammad ketika sebagian orang berkata kepada beliau, ‘Sesungguhnya manusia telah berkumpul untuk memerangi kalian, maka takutlah kepada mereka.’[3]

Adapun permintaan Al-Khaliil (Nabi Ibrahim) kepada Allah, maka banyak sekali disebutkan dalam Al-Qur’an.”[4]


[1] Tanziih Syarii’ah, Ibnu Arraq, I/250
[2] Silsilah Adh-Dha’iifah, Muhammad Nashiruddin Al-Albany, no.21
[3] H.R. Al-Bukhary, no. 4563
[4] Qa’iidah Jaliilah fi At-Tawassul w Al-Wasiilah, hal. 58-59

------------------------------------------------------

Sumber: Koreksi Hadits-hadits Dha'if Populer, karya Ust. Abu Ubaidah As-Sidawy

ditulis ulang oleh Hasan Al-Jaizy

No comments:

Post a Comment