لَوْلَاكَ لمَا خَلَقْتُ الْأَفْلَاك
“Seandainya bukan karenamu (Nabi Muhammad), Aku (Allah)
tidak akan menciptakan makhluk.”
MAUDHU’
(PALSU). Sebagaimana
yang dikatakan Ash-Shaghany.[1]
Diriwayatkan Ad-Dailamy dalam Musnad-nya (II/41) dari jalur Ubaidullah
bin Musa Al-Qurasyy: Telah menceritakan pada kami kami Fudhail bin Ja’far bin
Sulaiman dari Abdus Shamad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, dari ayahnya,
Ibnu ‘Abbas secara marfu’.
Kecacatan
hadits terletak pada Abdus Shamad. Al-Uqaily berkata tentangnya, “Haditsnya tidak
terjamin. Dan orang-orang sebelum Abdus Shamad tidak saya kenal!”
Imam
Ibnul Jauzy juga meriwayatkan dalam al-Maudhuu’aat (I/288-289), dari
Shahabat Salman, lalu berkomentar, “Haditsnya maudhu’.” Dan disetujui
As-Suyuthy dalam Al-Alaa’I (I/282). [2]
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Ucapan ini bukanlah hadits Nabi shallallahu
alaihi wa sallam baik dari jalur yang shahih ataupun lemah! Tidak dinukil
seorang pun dari Ahli Hadits, baik dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam
atau dari shahabat. Bahkan ucapan ini tidak diketahui siapa yang
mengucapkannya.”[3]
Makna
hadits ini pun tidak benar, karena bertentangan dengan firman Allah Ta’ala:
وَمَا
خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. Adz-Dzaariyaat: 56)
Ayat
ini menegaskan bahwa Allah Ta’ala menciptakan anak Adam untuk beribadah,
bukan karena Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Dan
setelah kami meneliti kitab-kitab tafsir para ulama tentang ayat ini, ternyata
tidak satu pun di antara mereka yang menafsirkan ayat di atas dengan hadits ini
sekali pun untuk membawakan pendapat yang lemah. Seandainya saja hadits ini
menjadi pegangan ulama, niscaya akan mereka tampilkan dalam menafsirkan ayat di
atas.[4]
Hadits
ini sangat populer, sering muncul dan disampaikan oleh para muballigh
Indonesia, lebih-lebih pada acara perayaan Maulid Nabi, hampir bisa dipastikan
kalau hadits ini akan selalu muncul dalam khutbah atau pidatonya.
Ada
kisah menarik tentang hadits palsu ini yang menunjukkan betapa mengakarnya
hadits ini di hati masyarakat umum, sampai-sampai dianggap oleh sebagian mereka
sebagai ayat Al-Qur’an.
Syaikh
Abdurrahman Abdul Khaliq pernah bercerita, “Suatu saat, sekitar tahun 1381 H
bertepatan 1960 M, saya pernah menyampaikan ceramah di Masjid An-Nabawy tentang
aqidah yang benar mengenai Rasul, lalu ada seorang jama’ah haji yang sudah tua
berdiri seraya mengatakan kepadaku, ‘Bukankah Allah telah berfirman,
لَوْلَاكَ لمَا خَلَقْتُ الْأَفْلَاك
“Seandainya bukan karenamu (Nabi Muhammad),
Aku (Allah) tidak akan menciptakan makhluk.” ???’
Aku
pun menjawab, ‘Ini bukan ayat Al-Qur’an, bukan juga hadits, dan kandungannya
juga tidak benar.’ Lihatlah wahai saudaraku, bagaimana hadits ini begitu
populer di masyarakat sampai-sampai dianggap sebagai ayat Al-Qur’an padahal
bukan!”[5]
[1] Al-Ahaadiits
Al-Maudhuu’ah, hal. 7
[2] Silsilah
Al-Ahaadiits Adh-Dha’iifah, Muhammad Nashiruddin Al-Albany, no.282
[3] Majmuu’
Al-Fataawaa, Taqiyuddin ibn Taimiyyah, XI/96
[4] Khashaa’ish
Al-Musthafa baina Al-Ghuluw wa Al-Jafaa’, Dr. Shadiq bin Muhammad, hal.
112-113
[5] Al-Fikr
Ash-Shuufy fi Dhau’ Al-Kitaab wa As-Sunnah, Abdurrahman Abdul Khaliq, hal.
194
-------------------------------------
Dari kitab Koreksi Hadits-hadits Dha'if Populer, karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi, Media Tarbiyah, cet. ke-3, Desember 2011
Ditulis ulang dengan sedikit perubahan oleh Hasan Al-Jaizy
No comments:
Post a Comment