الدين هو العقل ، ومن لا دين له لا عقل له
“Agama adalah akal. Siapa yang tidak memiliki agama, tidak ada
akal baginya.”
Hadits ini bathil!
Diriwayatkan oleh An-Nasa’I dari
Abu Malik Bisyr bin Ghalib. Kemudian ia berkata,
هذا حديث باطل منكر
“Hadits ini adalah bathil munkar”
Menurut saya (Al-Albany),
kelemahan hadits tersebut terletak pada seorang sanadnya bernama Bisyr. Dia majhul
(asing/tak dikenal) sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Uzdy dan dikuatkan oleh
Adz-Dzahaby dalam kitab Miizaan Al-I’tidaal fi Naqd Ar-Rijaal juga
Al-Atsqalaany dalam kitab Lisaan Al-Miizaan.
Al-Haarits bin Abu Usamah telah
meriwayatkannya di Musnad-nya dari Daud bin Al-Muhbir sekian dari 30 hadits
tentang keutamaan akal, yang mana Ibnu Hajar berkata:
كلها موضوعة
“Semuanya maudhu’ (palsu).”
Ahmad berkata tentang Daud:
كان لا يدري ما الحديث
“Dia tidak mengerti apa itu hadits.”
Ad-Daaruquthny menegaskan bahwa
ia adalah seorang yang matruuk.
Satu hal yang perlu
digarisbawahi di sini adalah bahwasanya semua riwayat/hadits yang menyatakan
keutamaan akal tidak ada yang sahih. Semua berkisar antara dha’if dan
maudhu’. Saya telah menelusuri semua riwayat tentang masalah keutamaan akal
tersebut dari awal. Di antaranya apa yang diutarakan oleh Abu Bakr bin Abid
Dunya dalam kitab Al-Aql wa Fadhluh. Di situ saya dapati ia menyebutkan:
لا يصح منها شيء
“Tidak ada yang sahih darinya (riwayat).”
Kemudian Ibnul Qayyim dalam Al-Manaar
hal. 25 menegaskan:
أحاديث العقل كلها كذب
“Hadits-hadits yang berkenaan dengan akal semuanya adalah dusta
belaka.”
----------------------------
Sumber:
Silsilah Al-Ahaadiits Adh-Dha'iifah wa Al-Maudhuu'ah oleh Syaikh Al-Albany
ditulis ulang dan diringkas oleh Hasan Al-Jaizy
No comments:
Post a Comment