Friday, February 8, 2013

Abu Bakar, Nama dan Keislamannya


Nama asli Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anh adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr.[1] Fihr ini tidak lain adalah Quraisy.

Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anh menyatakan, “Allah Ta’ala menurunkan nama untuk Abu Bakar dari langit, yaitu Ash-Shiddiiq.” Ali sendiri bersumpah akan pernyataannya ini.[2]

Dari Abu Darda’ radhiyallahu anh, ia bercerita, “Ketika aku sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tampak Abu Bakar datang sambil mengangkat bagian bawah pakaiannya hingga lututnya kelihatan. Melihat hal itu, Nabi berkomentar, “Temanmu ini (yaitu Abu Bakar) habis bertengkar.”

Tidak lama kemudian, Abu Bakar mengucapkan salam dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya antara diriku dan Ibn Al-Khaththab (Umar) terjadi suatu masalah kecil. Aku buru-buru memarahinya tadi, tetapi aku pun menyesalinya. Karena itulah aku meminta maaf kepadanya, namun ia menolak. Karena itu pula, aku datang menemuimu (untuk mengadukan masalah ini).”

Beliau shallallahu alaihi wa sallam lalu bersabda:


« يَغْفِرُ اللهُ لَكَ يَا أَبَا بَكْرٍ »

“Allah mengampunimu, wahai Abu Bakar.”

Beliau mengatakannya hingga tiga kali.

Sementara di pihak lain, rupanya Umar juga menyesal karena tidak memaafkan Abu Bakar. Karena itulah ia mendatangi rumah Abu Bakar dan bertanya kepada keluarganya, “Apa Abu Bakar ada?” Mereka menjawab, “Tidak ada.”

Maka, Umar pun datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan memberi salam. Melihat kedatangannya, raut wajah Nabi shallallahu alaihi wa sallam berubah (karena marah) sampai-sampai Abu Bakar iba kalau-kalau beliau memarahi Umar. Abu Bakar pun berlutut dan memohon, “Wahai Rasulullah, demi Allah, aku yang telah berbuat zhalim (kepada Umar).” Abu Bakar mengatakannya hingga dua kali. Dalam kondisi demikian, beliau bersabda:

« إِنَّ اللهَ بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ: كَذَبْتَ. وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: صَدَقَ. وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَهَلْ أَنْتُمْ تَارِكُوا لِي صَاحِبِي »

“Allah mengutusku kepada kalian! Lalu kalian (dulu) mengatakan, “Engkau (wahai Muhammad) berdusta!”, namun Abu Bakar berkata, “Ia (Muhammad) benar!”. Ia telah melindungiku dengan diri dan hartanya. Bisakah kalian membiarkan sahabatku ini bersamaku??” (Maksudnya: tidak melukai hatinya)

Beliau mengatakannya dua kali. Maka, setelah kejadian itu, Abu Bakar tidak pernah disakiti lagi.”[3]

Dari Ammar bin Yasir radhiyallahu anh, ia bertutur, “Aku mendapati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (pada masa awal Islam), sementara tidak ada yang menjadi pengikutnya ketika itu kecuali lima hamba sahaya, dua perempuan, dan Abu Bakar.”[4]


[1] Ma’rifah Ash-Shahaabah, Abu Nu’aim (I/150)
[2] H.R. Ath-Thabrany dalam Al-Mu’jam Al-Kabiir (I/155). Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkannya juga dalam Fath Al-Bary (VII/11), dan ia berkata, “Para perawinya tsiqah
[3] Shahiih Al-Bukhary, no. 3661
[4] Shahiih Al-Bukhary, no. 3660

------------------------------------

Sumber: Hiqbah min At-Taariikh, Syaikh Dr. Utsman Al-Khamiis
diterjemahkan oleh Syafaruddin, Lc
ditulis dan ditata ulang oleh Hasan Al-Jaizy

No comments:

Post a Comment