Monday, March 11, 2013

Hadits Qudsi



Hadits menurut bahasa artinya baru. Hadits juga –secara bahasa- berarti sesuatu yang dibicarakan dan dinukil, juga sesuatu yang sedikit dan banyak. Bentuk jamaknya adalah ahaadiits.

Adapun “Qudsi” menurut bahasa dinisbatkan kepada “Qudus” yang artinya suci, yaitu sebuah penisbatan yang menunjukkan adanya pengagungan dan pemuliaan, atau penyandaran kepada dzat Allah yang Maha Suci.

Sedangkan Hadits Qudsi menurut istilah adalah apa yang disandarkan oleh Nabi dari perkataan-perkataan beliau kepada Allah.



Bentuk-bentuk Periwayatan


Ada dua bentuk periwayatan hadits qudsi:

Pertama, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Seperti yang diriwayatkannya dari Allah Azza wa Jalla.”

Contohnya: Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Dzar radhiyallahu anh dari Nabi seperti yang diriwayatkan dari Allah, bahwasanya Allah berfirman (yang artinya),

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan zhalim pada diri-Ku dan Aku haramkan pula untuk kalian, maka janganlah saling menganiaya di antara kalian.”

Kedua: Rasulullah bersabda, “Allah berfirman...”

Contohnya: Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku selalu dalam persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya bila dia mengingat-Ku. Maka jika dia mengingat-Ku niscaya Aku akan mengingatnya.’”


Perbedaan Antara Hadits Qudsi Dengan Al-Qur’an

[1] Al-Qur’an itu lafadz dan maknanya dari Allah, sedang hadits qudsi maknanya dari Allah dan lafadznya dari Nabi.

[2] Membaca Al-Qur’an termasuk ibadah dan mendapat pahala, sedang membaca hadits qudsi bukan termasuk ibadah dan tidak mendapat pahala.

[3] Disyaratkan mutawatir dalam periwayatan Al-Qur’an, sedang dalam hadits qudsi tidak disyaratkan mutawatir.


Perbedaan Antara Hadits Qudsi Dengan Hadits Nabawi

Hadits Nabawi disandarkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan diceritakan oleh beliau, sedangkan hadits qudsi disandarkan kepada Allah kemudian Rasulullah menceritakan dan meriwayatkannya dari Allah. Oleh karena itu diikat dengan sebutan qudsi. Ada yang berpendapat bahwa dinamakan hadits qudsi karena penisbatannya kepada Allah yang Maha Suci, sementara hadits nabawi disebut demikian karena dinisbatkan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Hadits Qudsi jumlahnya sedikit. Buku yang terkenal mengenai hal ini adalah Al-Ittihafat As-Sunniyyah bi Al-Ahaadiits Al-Qudsiyyah, karya Abdur Rauf Al-Munawy (1031 H), berisi 272 hadits.



Sumber: Al-Mabaahiits fi Uluum Al-Hadiits, Manna’ Qaththan
Penerjemah: Mifdhol Abdurrahman
Dari buku Pengantar Studi Ilmu Hadits, cet. Pustaka Al-Kautsar

No comments:

Post a Comment