Saturday, March 2, 2013

Al-Aswad Al-Ansi, Si Nabi Palsu


Al-Aswad Al-Ansi, orang yang juga dikenal dengan nama Abhalah bin Ka’ab ini mengaku dirinya sebagai Nabi dan keluar bersama 700 pasukan pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Pasukan itu pergi ke Shan’a dan menaklukkannya, sampai seluruh negeri Yaman tunduk kepada mereka. Kejahatan Al-Aswad menyebar laksana api yang menjadlar, hingga masalahnya menjadi pelik dan sulit. Banyak penduduk Yaman keluar dari agama Islam karenanya. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam wafat, perilakunya tersebut belum berubah.

Pada masa kekhalifahan Abu Bakr radhiyallahu anh, Fairuz Ad-Dailamy radhiyallahu anh membunuhnya. Ketika itu, Al-Aswadh sedang tidur dalam keadaan mabuk. Fairuz menyabet Nabi palsu ini dengan pedang sehingga suaranya melengking sekeras kuakan sapi yang pernah didengar manusia. Mendengar suara nyaring tersebut, para penjaga bersegera menuju ke kamarnya. Lantas mereka bertanya-tanya, “Ada apa ini? Apa yang terjadi?” Istri Al-Aswad –seorang wanita shalihah- menjawab: “Nabi sedang menerima wahyu.” Maka, mereka pun kembali.

Kemudian kaum Muslimin dan kaum Musyrikin yang tidak mengikuti ajaran Al-Aswad berkumpul di sekitar benteng tempatnya berada. Lalu, salah seorang kaum Muslimin berseru, “Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah dan Abhalah (Al-Aswad Al-Ansi) adalah pendusta!” Orang itu lantas melemparkan kepala Abhalah ke arah orang-orang di situ. Maka, para pengikut Al-Aswad pun bercerai-berai, bahkan mereka dikejar masyarakat seraya dipukuli di setiap jalan. (Al-Bidayah wa An-Nihayah (VI/315)


Sumber: Hiqbah Min At-Taariikh, Syaikh Dr. Utsman Al-Khamiis
Dibantu dengan terjemahan oleh Syafaruddin, Lc.
Diketik ulang oleh Hasan Al-Jaizy

No comments:

Post a Comment